MajalahInspirasi.net- Rentetan dari
sebuah pemberitaan MajalahInspirasi.net mengenai Retaknya Kesolidan di tubuh
organisasi BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) sebagai struktural tertinggi IKBM.
Mengundang reaksi, baik berupa komentar-komentar yang bersarang di grup IKBM
maupun sebuah Blog dari Menkominfo BSI. Dari beberapa artikel yang disampaikan di blogger menkominfobembsi.blogspot.com berisi sebuah keberatan akan pemberitaan MajalahInspirasi.net dan jawaban bahwa
di dalam tubuh BEM BSI masih dalam kondisi baik-baik saja.
Hingga dirilisnya sebuah video yang
berisi rekaman suara Deri Waluyo, yang tercatat sebagai anggota UKM LPM
Inspirasi BSI tengah meminta maaf atas nama dirinya pribadi dan organisasi LPM
Inspirasi sendiri atas pemberitaan yang telah dipublikasikan di
MajalahInspirasi.net di hadapan IKBM dan seluruh anggota SEMA Baru Pemuda.
“Untuk berita yang saya tidak tahu,
saya memang mempublish berita itu di grup IKBM. Tetapi saya tidak tahu menahu,
yang saya tahu sumber berita itu adalah dari Bang Ddn. Terkait kasus
sebelumnya itu tentang Dewan Syuro Badaris, dan yang paling berani adalah
Msr, “ jelas suara Deri.
“Bener…yang paling berani itu Sr,
yang berani itu Sr, ane kaga berani.” Ungkap suara Deri dengan nada yang
terdengar ketakutan.
Entah sebetulnya apa yang terjadi dan
bagaimana kondisi Deri Waluyo saat itu, mengapa juga suaranya tersendat dan
seperti terdengar dengan nada ketakutan karena tekanan, karena beliau
memang termasuk mahasiswa dalam kategori
unik dan memiliki suatu penyakit epilepsy di dalam dirinya. Mengapa juga harus
Deri yang dijadikan pembelaan dan sumber yang harus ditekan oleh lembaga
mahasiswa pemegang jabatan struktural. Siapa yang dapat menjamin bahwa
pengakuan Deri dalam kondisi yang terbaik, siapa yang bisa menjamin bahwa
psikologis Deri betul-betul dalam kondisi terbaik, dan sebuah tuduhan
intervensi kepada pihak yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan pemberitaan
yang telah dibuat seperti mencari kambing hitam dari teguran yang tak dapat
diterima.
Wahai kaum yang menamakan diri sebagai
MAHAsiswa, pemegang pangkat tertinggi dengan ke MAHA-an nya yang berarti
segala-galanya. Tidakkah tersadar bahwa menamakan diri sebagai MAHASISWA adalah calon-calon intelektual
muda, cerdas dalam bertindak, tegar dalam cobaan, sabar dalam menempuh study,
terus berpikir positif dan mengendalikan diri, santun dalam ucapan, serta yang
terpenting meningkatkan diri dalam hal iman dan taqwa. Menjadi MAHASISWA adalah
pembelajar sejati selalu bersedia dan bertanggungjawab dalam mengambil setiap
tindakan, ucapan, bahkan keluh kesah. Cukup hanya ALLAH sajalah sebagai niatan,
cukup hanya kepada Allah sajalah kami berserah, cukup hanya kepada Allah
sajalah semua dikembalikan. Tersadarlah bahwa organisasi, jabatan, kepentingan,
harta, maupun segala apa yang melekat sebuah titipan akan ada masa di mana keadilan
yang sebenar-benarnya bisa digaungkan dan dipertanggung jawabkan yakni di
pengadilan Yaumil Mahsyar.
Wahai
kaum yang menamakan diri sebagai mahasiswa, kalian adalah harapan yang INDAH bagi
orang tua. Kalian adalah jundi-jundi pembelajar paling militant untuk mengasah
diri dan kemampuan, teruslah bergerak, teruslah berkarya, teruslah mencipta,
teruslah berupaya untuk mengambil hikmah sebanyak-banyaknya, teruslah
menebarkan manfaat sebanyak-banyaknya. Jika ada hal menggangu di sekelilingmu,
tetapkanlah dirimu dan ingatkan bahwa dirimu adalah raja bagi setiap ucapan,
tindakan, dan segala apa yang kau keluarkan. Ambil kebermanfaatan karena hikmah
(ilmu) adalah hartamu yang hilang, temukanlah meski kau mendapati dari seorang
paling buruk sekalipun jika itu kebaikan dan kebenaran. Salam Inspirasi. (A01)