Wednesday, May 15, 2013

Pemenang Eagle Awards Ucapkan Selamat Untuk LPM BSI

Jakarta 14/05 Maha karya LPM Inspirasi BSI dalam rangka memeriahkan ulang tahun BSI ke 25 dan memberikan masukan perbaikan pendidikan di Indonesia. Karya terbesar LPM ini banyak menyita perhatian publik,dengan membuat buku yang berjudul "25 Tokoh Indonesia Bicara Pendidikan". Nrasumber-narasumber yang ada pada buku tersebut ialah 25 tokoh nasional lintas profesi dan generasi. Dalam pembuatan buku tersebut tidak lupa juga beberapa alumni-alumni LPM BSI memberikan testimoni memicu semangat luar biasa bagi pengurus LPM. Wajar saja tahun ketahun LPM selalu memberikan kontribusi nyata bagi civitas BSI dan masukan bagi Indonesia yang lebih baik.

Tidak ketinggalan Jastis Arimba Alumni LPM BSI yang juga pemanang Eagle Awards metro tv, memberikan cerita pengalaman dan kesannya bergabung di BSI serta mengucapkan apresiasi terhadap LPM Inspirasi BSI yang telah berkarya dengan membuat buku 25 Tokoh Indonesia Bicara Pendidikan.

Berikut testimoni beliau:


Menemukan Lembaga Pers Mahasiswa BSI 10 tahun yang lalu ibarat menemukan oase di gurun sahara bagi saya waktu itu,rasanya tidak berlebihan saya katakan seperti itu. Persis 10 tahun yang lalu saya bermodalkan tekad dan semangat memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan pemberian uang dari almarhum kakek saya (semoga Alloh ampuni dosanya dan balas segala kebaikannya) untuk mendaftarkan kuliah di jurusan Akom BSI, lantaran termotivasi karena ucapan sahabat  saya yang mengatakan “ kayanya lo cocok deh tis jurnalis, karena lo banyak ingin tahu tentang sesuatu” ucap Johan, sahabat kecil saya di Cilengsi.

saya yang saat itu berprofesi sebagi pengamen akhirnya bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, dan tidak banyak yang tahu, begitu juga rekan-rekan di LPM kalo saya mengamen untuk menambah biaya kuliah saya saat itu hingga sampai semester 4 kuliah dikampus itu. Setelah satu minggu saya di BSI akhirnya saya menemukan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Lembaga Pers Mahasiswa BSI, tempat yang saya pikir bisa menjadi jembatan untuk meraih mimpi dan cita-cita menjadi seorang jurnalis, sebuat profesi yang saya pikir dulu tak mungkin saya capai, karena itu profesi untuk mereka yang sangat intelek dan berwawasan luas.
Saya ingat betul, sebenarnya saya hampir tidak jadi bergabung di UKM-LPM BSI, karena waktu setiap kegiatannya memerlukan biaya karena dilaksanakan di luar kota, jadi setelah 2 kali ikut serta dalam Pelatihan Jurnalistik di Taman Mini dan di Ragunan,  saya tidak ikut sesi yang diselenggarakan di Puncak padahal itu  terakhir dari tahapan rekruitment calon-calon jurnalis kampus baru di LPM-BSI.

Namun setelah satu minggu kemudian tiba-tiba saya dikabarkan oleh almarhum kakek saya ada yang menelepon kerumah kakek saya yang bernama Anik dari LPM-BSI mencari saya, dan akan menelepon kembali ba’da Isya katanya. Betul saja sekitar jam 8 malam mba Anik yang saat itu menjabat sebagai Pemred di LPM-BSI menelepon saya dan bertanya kenapa saya tidak hadir di pelatihan tahap akhir, saya saat itu beralasan macam-macam lah, padahal saya tidak punya uang untuk mengikuti kegiatan tersebut..hehhehe (jaga gengsi), intinya maksud dari telepon tadi adalah, LPM memberikan kesempatan bagi saya jika ingin serius bergabung di LPM, saya diminta hadir untuk interview di sekret LPM pada esok harinya, dan saya pun mengiyakannya.

Saat itu, timbul pertanyaan di benak saya, kenapa LPM peduli sekali dengan saya, dan ingin saya bergabung didalamnya, padahal kitapun belum lama kenal, walau memang saya menemukan kenyamanan dan kehangatan ketika saya mengikuti pelatihan di LPM, tidak ada suasana senioritas, tidak saya temukan sosok angkuh dan sombong dari pada pengurusnya, padahal mereka adalah orang-orang yang hebat bagi saya waktu itu, saya ingat sekali ketika saya pertama kali mendengar Pa Anjari, Ahmad Taufik dan Bang Zainurrazi ketika mengisi sesi pelatihan ibarat sebuah buku yang bersuara, setiap kata-katanya penuh motivasi dan inspirasi, dan saya bertekad dalam hati saya harus bisa seperti mereka, berani bicara dengan penuh percaya diri ketika menyampaikan sesuatu di depan umum, karena saat itu saya hanya baru berani bermain gitar dan bernyanyi melantunkan tembang-tembang khas iwan fals di muka umum dari satu tenda ke tenda, dari satu bis kota ke bis kota lainnya..heheheh.

Akhirnya saya pun bergabung di LPM hingga saat ini, walaupun saya sudah lulus dari BSI saya tidak pernah ingin menanggalkan keanggotaan saya di LPM-BSI, walaupun saat ini saya tidak punya banyak waktu di organisasi kampus tersebut. LPM-BSI memberikan banyak hal dalam hidup saya, persahabatan, keluarga, hingga ilmu yang saya butuhkan, LPM rumah kedua bagi saya, ruang bagi saya untuk bersimulasi pada kerja-kerja kreativ, serta ruang untuk menumpahkan segala kegelisahan saya dalam susunan tulisan, LPM juga telah menjadi jembatan untuk meraih profesi yang saya inginkan. Di tempat itu saya diajarkan untuk menghargai diri saya, menghargai hidup, menikmati hangatnya persahabatan, hingga memotivasi saya untuk berani Menghantam Ombak dan Menerjang Badai.


Selamat untuk LPM Inspirasi BSI yang telah memberikan karya nyata bagi Negeri ini. Salam hangat dan tetaplah berkarya jangan banyak bicara tetapi banyaklah kerja.

JASTIS ARIMBA
Director, Videografer, Scriptwriter & Documentary Filmmaker
(A002)

Comments System

Disqus Shortname