Inspirasi - Gerakan
formal sebuah aliansi strategis pemuda yang menamai dirinya sebagai Badan
Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), Kamis 17 Oktober 2012 melakukan
aksinya di depan istana negara dalam upaya Mendobrak
Kebuntuan Bangsa dalam kurun waktu delapan tahun pemerintahan SBY.
Pemerintah yang
dengan segala macam kebijakan yang telah dilahirkan, tidak juga membuat kondisi
negeri ini berada pada kondisi yang diharapkan. Masih banyak permasalahan yang
menjadi penghalang untuk menjadikan negeri ini maju dan makmur. Justru kenyataan yang ada membuat
kebijakan yang dikeluarkannya itulah yang justru melahirkan masalah baru bagi
negeri ini.
BEM SI struktur pusatnya terdiri dari Presidium, Koordinator presidium pusat dan Koordinator teritorial yang berfungsi sebagai pusat komunikasi, pusat informasi
& administrasi dan pusat evaluasi
di tingkat pusat dan territorial, serta Presidium bukan orang perorangan tapi kampus/universitas dan anggota
presidium ini. Terus memperjuangkan misinya untuk terus membangun sinergisitas dan koordinasi gerakan
yang mapan dan berkesinambungan,
mentransformasikan budaya ilmiah dalam pergerakan mahasiswa, responsif dan proaktif terhadap realitas sosial
dengan berbasis pada kontribusi nyata, memperkokoh solidaritas mahasiswa seluruh Indonesia.
Memiliki
sifat keanggotaan yang bersifat terbuka dan
bertanggung jawab; terdiri dari anggota aktif (BEM yang memberikan pernyataan
resmi sebagai anggota) dan pasif (BEM yang belum terdaftar, namun memiliki
itikad baik untuk ikut serta bersama BEM SI dan bersedia untuk mengikuti aturan
yang berlaku).
Dengan visinya menjadikan wadah pergerakan mahasiswa yang berpengaruh dalam proses perubahan Indonesia menjadi suatu bangsa yang berdaulat
dengan karakteristik intelektualitas dan moralitas, aksi yang
dilakukannya adalah bentuk gerah mahasiswa kepada pemerintah yang tidak lakukan
banyak perubahan dari tahun ke tahun, adaaun masalah-masalah yang menjadi sorotan
mahasiswa diantaranya mengenai korupsi, ketahanan pangan di negeri ini,
pelanggaran HAM, nasionalisme, pendidikan, energi, kesehatan dan ekonomi.
Dalam hal ini para mahasiswa menggiring tujuh tuntutannya
yakni : 1. Dalam pemberantasan korupsi
presiden harus turun langsung dalam pencegahan intervensi KPK dan Penggembosan
KPK, 2. Selesaikan kasus pelanggaran
HAM, 3. Realisasi keterjangkauan pendidikan bagi seluruh warga Negara Indonesia,
4. Menuntut komitmen keseriusan
pemerintah dalam penganggaran Jampersal dan Jamkesmas, sosialisasi Jampersal
dan Jamkesnas serta keseriusan dalam mempersiapkan BPJS 2014, 5. Penetapan kebijakan energi terkait
diversifikasi dan pengembangan teknologi, 6. Wujudkan kedaulatan pangan sebagai harga diri bangsa Indonesia, 7. Wujudkan kemandirian ekonomi sebagai
perwujudan kedaulatan dan nasionalisasi bangsa.
Karena masalah korupsi, sejak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibentuk oleh presiden, kasus korupsi yang selama ini disembunyikan, tiba-tiba terkuak. Namun tidak sedikit bahkan dari kasus tersebut yang melibatkan elit penguasa negeri ini, dan realitanya KPK sendiri sering digembosi oleh pemerintah.
Begitu pula akan ketahanan pangan, dimana kini Indonesia menjadi negara
pengimpor pangan padahal negeri ini
adalah negara yang kaya akan sumber daya alamnya sehingga hasil kekayaan alam
negeri ini terkesan hanya pemanis pasar tradisional.
Pun jua mengenai Jampersal (Jaminan Persalinan) seakan hanya angin lewat,
pemerintah juga tidak serius menggelontorkan dana yang ada karena dari fakta
yang terjadi angka kematian yang menimpa ibu melahirkan masih cukup tinggi.
Kasus pelanggaran HAM dari tahun ke tahun yang terjadi di Indonesia juga tak
terungkap dan cenderung disembunyikan
Kegiatan aksi tersebut pada mulanya berlangsung tenang dan tertib,
hingga menjelang sore ketika aksi pembakaran rangkaian bunga sebagai simbol
berduka citanya bangsa kepada pemerintahan yang sudah tak perdulikan rakyatnya
itu, nyalanya semakin membesar dan terjadi chaos
aparat dengan border aksi hingga akhirnya orator mahasiswa diamankan aparat
untuk dimintai keterangan. (DZ)