Sunday, July 29, 2012

Bunda Neno : Keberpihakan untuk selalu Memberi



Inspirasi-Menjadi seorang laskar pelangi untuk Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), pemilik nama Titi Widoretno Warisman, yang akrab disapa layar kaca Bunda Neno Warisman. Membagi ceritanya kepada tim inspirasi di Depok.

Tentang perjalanannya menyambangi para korban peperangan di Palestina, Jalur Gaza. Hal ini karena Bunda sangat mengerti dan paham betul akan sejarah dari negeri Palestina tersebut, bagaimana kaum yahudi mencabik-cabik negeri kerasullan itu, kini serangan habis-habisan Israel ke Gaza  dan menutup tempat-tempat penyeberangan atau jalur komersial ke Gaza sehingga pasokan bahan bakar minyak terhenti, yang memaksa satu-satunya pusat pembangkit listrik di Jalur Gaza tutup.

Ada sebuah rasa keberpihakan dalam diri untuk memberikan dan menyapa jiwa anak-anak, orang tua, yang tergadaikan akan haknya mendapatkan kebebasan. Sebuah perjalanan untuk memberi, untuk melakukan yang terbaik dengan sepenuh hati dan jiwa membangkitkan motivasi dari dalam diri, menyapa dengan  kelembutan untuk jiwa-jiwa yang trauma karena mengalami penindasaan yang mengenaskan, meski pentingnya pertolongan pertama untuk luka-luka secara fisik adalah hal pertama yang memang mesti ditangani namun yang demikian telah banyak diberikan oleh para dokter dan tim medis. Bunda menyadari ada titik terpenting yang harus benar-benar terjamah yakni hati dan jiwa-jiwa yang merasa ketakutan itulah luka yang sangat sulit terobati dibandingkan penyakit fisik yang dapat sembuh dengan berbagai perawatan dan obat-obatan, bunda memilih keberpihakannya menjadi bagian dimana perlu menyentuhnya sedemikian dengan cinta dan kasih tulus. Begitulah ibunda pemilik 3 orang putra-putri ini menuturkan.

Menyapa para korban trauma anak-anak dan orangtua di daerah bencana, adalah sebuah langkah membesarkan hati dan terus memotivasi agar kuat bertahan dan tetap dalam perjuangan. Sangat besar pengaruhnya sebuah kata untuk dapat membangunkan ghiroh dalam diri orang lain. Bunda menyadari untuk menyapa hati adalah juga dengan hati, ketika kita memutuskan untuk berbicara yang menyentuh dan menggugah nurani perlu sekali untuk membawa hati dan ketulusan yang terpancar dari raut muka, begitu pula yang akan terjadi si penerima dan si pendengar pun juga gunakan hati sehingga sorot binar mata dari urat dan otot-otot mata juga akan menunjukan ketulusan yang benar-benar bersumber dari hati. Itulah kunci yang  diterapkan saat menyapa jiwa-jiwa para korban, dari hati ke hati tutur wanita energik, yang berprofesi sebagai seorang ibu, pendidik, aktris, dan juga motivator kelahiran Jakarta, 21 Juni 1964 ini.

Beralamat di Griya Tugu Asri B4 No.04 Kelapa Dua, Depok. Saat ditanya akan sebuah masa transisi untuk menemukan jati diri yang senantiasa ingin terus memberi sebanyak-banyaknya, dan melakukan semua hal sepenuhnya. Dengan santai, bunda menegaskan hal demikian bukanlah tentang masa transisi melainkan sebuah proses hidup,  begitu juga dimana saat bunda mulai pertama kali mengenakan jilbab hal demikian tidaklah perlu ditanya ada hal apa yang mengilhami namun hal ini adalah saat proses kehidupan itu berlangsung sejalan dan kearah yang lebih baik. Bunda Neno, benar-benar menyakini bahwa suatu kebiasaan dan prinsip untuk semakin banyak memberi pada haikatnya sesungguhnya adalah semakin banyak menerima. Jadi teruslah memberi sebanyak-banyaknya.

Lulusan Fakultas Sastra Prancis Universitas Indonesia ini juga menggali ingatannya kembali kepada suatu masa dimana ia memang sejak kecil dididik untuk memberi sekecil apapun dan dengan cara apapun, sebuah pelajaran penting dimana orang tuanya memiliki kebiasaan menjajakan kendi-kendi dan pakanan yang dapat dinikmati dan diambil oleh setiap orang yang lalu lalang di depan rumahnya. Begitulah nilai keluhuran, yang terbangun dalam mindset dan kejiwaan Bunda Neno Warisma, untuk memiliki cita-cita sosial meskipun juga tidak mengabaikan cita-cita personalnya.

Bunda mengakui bahwa keinginannya yakni memberikan orangtuanya sebuah rumah yang besar, alhamdulillah hal itu telah terwujud saat bunda berumur 23 tahun. Namun dibalik keinginan personal itu tetap ada value memberikan kepada orang lain. Begitulah, karena dengan bercita-cita sosial kita akan menikmati hidup dengan lebih baik, dan tanpa disadari juga bahwa cita-cita personal pun akan terwujud dengan sendirinya, oleh karena itu selalu ada mimpi dan harapan untuk terus membagi, untuk terus memberi, dan untuk terus melakukan dengan sepenuh jiwa yang sesuai dengan motto hidup bunda bahwa akhirat itu lebih abadi.

Kini bunda Neno Warisman, sudah memiliki berbagai lembaga kegiatan usaha diantaranya : Yayasan Kita dan Buah Hati, Yayasan Wakaf Gemintang, Neno Educare @ yahoo.com, Neno Tours & Travel, Neno Stage Herbal Treatment, The Community of Muhammad's way, Sygma Parenting Community Indonesia. Yang kesemuanya didasarkan atas motivasi untuk memberi dan memudahkan umat manusia. Profit yang diperoleh bunda namakan sebagai dana untuk perjuangan.

Sebuah harapan dari bunda, adalah dimana tumpuan harapan dan cita-cita serta semangat memberi, berbagi, dan keberpihakan dalam hidup ini, keberadaanya senantiasa tertanam dalam jiwa para anak-anak muda karena hal demikian adalah asset berharga dimana para orang tua dengan keterbatasan waktu dan kondisi tidak akan mampu menuntaskan perjuangan, oleh karena demikian ditangan para anak muda semua dapat terwujud. Dengan semangat cinta dan tulus kasih bunda mengajarkan tentang indahnya berbagi dan peduli sesama. # DZ & JPD

Comments System

Disqus Shortname