Thursday, May 12, 2016

SEMINAR AGAINST LGBT: KUPAS TUNTAS FENOMENA JERUK MAKAN JERUK


Bertempat di Gedung IPHI pada hari sabtu tanggal 30 April 2016 yang lalu Fakultas Ilmu Keperawatan UBSI Bandung seminar dengan judul: “Kupas Tuntas Fenomena Jeruk Makan Jeruk (Berdasarkan sudut pandang Kesehatan, Keperawatan Jiwa, dan Agama)”. Maraknya fenomena LGBT (Lesbian Gay Biseksual dan Transgender) yang telah merambah ke dunia akademis serta banyaknya komunitas LGBT di kalangan pelajar dan mahasiswa yang kini makin berani menyatakan diri sebagai LGBT menjadi alasan diangkatnya hal ini untuk dijadikan tema dalam seminar.

Seminar yang terbuka untuk pelajar dan mahasiswa dan dihadiri sekitar 200 orang ini menghadirkan Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D. sebagai keynote speaker yang merupakan Dirjen Sumber Daya Dikti yang juga seorang dokter mantan Wakil Menteri Kesehatan. Sebagai pembicara adalah Aat Sriati, S.Kp.,M.Si, dosen Keperawatan Jiwa dari Universitas Padjajaran, Drs. H. Solihat, M.Pd.I selaku tokoh agama, dan juga menghadirkan seorang mantan LGBT.


Dalam seminar tersebut Aat Sriati, S.Kp.,M.Si menyampaikan bahwa secara kejiwaan para penganut paham LGBT mengalami penyimpangan perilaku sexual pada diri mereka. Banyak faktor yang menjadi latar belakang, diantaranya akibat pelecehan sexual dan trauma akan lawan jenis. Disamping itu memang secara medis terjadi permasalahan.
“Seseorang yang mengalami kebingungan identitas, yang mana semenjak kecil hidup dalam tubuh yang secara fisik perempuan, namun memiliki personal yang lebih maskulin memang bisa saja terjadi. Hasil pemeriksaan seseorang yang seperti itu menunjukan adanya mutasi pada kromoson dan juga hormon.” Ujarnya.
Bila kondisi ini terus berlanjut, maka lambat laun orang-orang yang mengalami kebingungan identitas bisa terjebak pada kondisi stress, depresi, bahkan bisa sampai pada tahap gangguan jiwa.

Sejalan dengan yang disampaikan oleh Aat Sriati, S.Kp.,M.Si, selaku tokoh agama Drs.H.  Solihat, M.Pd.I yang mengangkat Perspektif LGBT Dalam Hukum Islam pun melihat hal ini sebagai suatu hal yang melanggar dalam agama. Seseorang yang menganut LBGT telah menyimpang dari fitrah yang sudah ditetapkan Tuhan. Dan seseorang yang mengalami hal tersebut membutuhkan bantuan dari orang di sekitarnya untuk kembali pada keadaan awal. Agama menjadi pegangan kuat bagi seseorang untuk kembali sadar akan kodratnya.
Dalam seminar ini seorang mantan LGBT mengungkapkan bahwa kesadarannya muncul setelah bergabung dengan organisasi keagamaan.

“Ketika saya mengikuti organisasi keagamaan semasa kuliah saya kemudian tersadar bahwa bukan ini yang saya inginkan, menjadi seorang lesbian itu melanggar apa yang sudah ditetapkan Tuhan. Pada titik itu, saya putuskan meninggalkan apa yang sudah saya lakukan.”
Lebih lanjut dari hasil diskusi seminar didapatkan bahwa LGBT merupakan sesuatu yang menyimpang dan salah baik secara kesehatan, kejiwaan, dan agama. Mereka membutuhkan bantuan dan dorongan dari orang-orang disekelilingnya. Salah satu langkah awal yang dapat dilakukan orang sekitar adalah dengan menumbuhkan kesadaran dari individu tersebut. (Yudhi)

Comments System

Disqus Shortname