Inspirasi-- Munculnya kembali kartun atau komik tentang Nabi Muhammad SAW pasti akan menimbulkan beragam reaksi dari umat Islam seluruh dunia. Kelompok Islam garis keras, akan menyikapinya dengan cara-cara teror dan unjuk rasa besar-besaran.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Amidhan tidak kaget dengan munculnya kembali kartun atau komik tentang Nabi Muhammad SAW. Meski dia baru mendengar keberadaan situs, www.prophetmuhammadillustrated.com yang memuat buku komik bertajuk Biography of The Prophet Muhammad tersebut.
"Penggambaran Nabi Muhammad SAW dalam bentuk kartun muncul lagi. Tentu saja itu menghina dan akan menibulkan reaksi dari umat yang mencintai dia," jelas Amidhan kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (2/1).
Karena, dia menambahkan, semakin keras umat Islam merepons akan semakin getol pihak-pihak yang membenci Islam untuk menghina Nabi Muhammad. Berkaca dari respons dan unjuk rasa atas film Innocence of Muslim belum lama ini, setidaknya ada 200 orang yang meninggal di negara-negara muslim.
"Makanya kepada umat Islam, jangan terlalu berlebihan mereponsnya. Karena semakin kita bereaksi semakin getol juga mereka," tambahnya.
Menurutnya, agar tidak terulang penghinaan kepada Nabi Muhammad lewat media, harus ada peraturan etika yang diadopsi Badan Perserikatan Bangsa-bangsa bahwa pelecehan tersebut melanggar HAM. Karena, kita tidak bisa menyentuh dan menuntut media tersebut. Dan pemerintah di negara tempat situs atau media tersebut juga tidak bisa menjeratnya.
"Kecuali kalau sudah manifes. Seperti pendeta Terry Jones yang membakar Al-Quran tempo hari. Tapi kepada pemerintah supaya (situs) itu diblokir, ditutup. Pihak Kominfo itu minimal (yang harus dilakukan)," pungkasnya.(berita99)
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Amidhan tidak kaget dengan munculnya kembali kartun atau komik tentang Nabi Muhammad SAW. Meski dia baru mendengar keberadaan situs, www.prophetmuhammadillustrated.com yang memuat buku komik bertajuk Biography of The Prophet Muhammad tersebut.
"Penggambaran Nabi Muhammad SAW dalam bentuk kartun muncul lagi. Tentu saja itu menghina dan akan menibulkan reaksi dari umat yang mencintai dia," jelas Amidhan kepada wartawan, di Jakarta, Rabu (2/1).
Karena, dia menambahkan, semakin keras umat Islam merepons akan semakin getol pihak-pihak yang membenci Islam untuk menghina Nabi Muhammad. Berkaca dari respons dan unjuk rasa atas film Innocence of Muslim belum lama ini, setidaknya ada 200 orang yang meninggal di negara-negara muslim.
"Makanya kepada umat Islam, jangan terlalu berlebihan mereponsnya. Karena semakin kita bereaksi semakin getol juga mereka," tambahnya.
Menurutnya, agar tidak terulang penghinaan kepada Nabi Muhammad lewat media, harus ada peraturan etika yang diadopsi Badan Perserikatan Bangsa-bangsa bahwa pelecehan tersebut melanggar HAM. Karena, kita tidak bisa menyentuh dan menuntut media tersebut. Dan pemerintah di negara tempat situs atau media tersebut juga tidak bisa menjeratnya.
"Kecuali kalau sudah manifes. Seperti pendeta Terry Jones yang membakar Al-Quran tempo hari. Tapi kepada pemerintah supaya (situs) itu diblokir, ditutup. Pihak Kominfo itu minimal (yang harus dilakukan)," pungkasnya.(berita99)